Demikian sebuah ungkapan yang diyakini oleh hampir semua orang.
Kenapa ‘hampir’?
Ya, karena ada juga sebuah karya audio visual yang hanya menampilkan potongan-potongan klip yang tak berhubungan satu dengan lainnya (tanpa benang merah cerita), dan pembuatnya menyebut itu sebagai film.
Saat ini bukan film demikian yang hendak penulis bahas, melainkan film dalam pengertian populer dan bergenre fiksi.
Bagaimana cara membuat cerita film pendek?
Faktor penentu kesuksesan sebuah film itu ada banyak.
Termasuk didalamnya adalah ‘faktor X’. Itulah kenapa sampai saat ini banyak sineas yang berpendapat bahwa tak ada rumus/formula baku yang dapat menentukan kenapa sebuah film bisa sukses di pasaran sementara yang lain gagal atau biasa saja.
Termasuk didalamnya adalah ‘faktor X’. Itulah kenapa sampai saat ini banyak sineas yang berpendapat bahwa tak ada rumus/formula baku yang dapat menentukan kenapa sebuah film bisa sukses di pasaran sementara yang lain gagal atau biasa saja.
Sebab 2 buah film yang dibuat dengan formula yang sama, selalu ada kemungkinan bahwa tingkat kesuksesan keduanya berbeda.
Cerita atau naskah yang bagus adalah salah satu diantara formula itu.
Cara Membuat Film Pendek Untuk Pemula
Bagi Anda yang ingin menambah wawasan seputar cara membuat film pendek yang baik, silahkan kunjungi juga artikel-artikel lain dalam blog ini, diantaranya Cara Membuat Film Pendek Yang Bagus.
Skenario film pendek itu bisa menjadi ‘pusaka’ bagi filmnya.
Kenapa ? Sebab penulis skenario film pendek dalam prosesnya, membutuhkan keterampilan yang sama persis seperti penulis naskah film layar lebar, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Dengan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini, film pendek kini mulai banyak diminati masyarakat, hingga mereka ramai-ramai memposting karyanya di internet.
Sebelum membuat skenario, tentukan dulu satu ide, lalu kemudian tuangkan kedalam script atau naskah. Barulah kemudian ke tahap proses produksi. Namun, tetap masih ada juga tahapan lain yang mesti diperhatikan.
Menurut seorang penulis bernama Joalland Stephanie dan dimuat oleh raindance.org, ada 7 aturan dalam penulisan naskah film.
1.Semakin pendek semakin baik
Biasanya film pendek itu berdurasi antara 5 detik sampai 30 menit. Buatlah film pendek sependek mungkin. Dengan demikian biaya produksi nantinya bisa ditekan. Buat agar ongkos produksi bisa semurah mungkin, namun harus diingat agar jangan sampai film terlihat murahan. Gunakan teknologi digital dan software-software gratis yang bisa anda temukan di internet, hal-hal tersebut dapat menunjang kualitas film pendek anda dengan biaya yang lebih terjangkau.
Ada alasan lain kenapa film pendek harus sependek mungkin, yaitu syarat untuk bisa diikutkan dalam Festival Film Pendek Internasional. Kalau mau ikutan festival, pastikan film pendek Anda jangan sampai berdurasi lebih dari 10 menit! Alasannya, sebab panitia dan juri festival lebih suka melirik film pendek yang sependek mungkin namun berkualitas. Jika film pendek kurang dari 10 menit, biasanya skenario filmnya ditulis maksimum 7-8 halaman.
2. Tulislah cerita yang mudah/sederhana
Hal yang hebat tentang film pendek adalah ceritanya itu bisa tentang apa saja. Namun, jangan membuang daya praktis atau kemudahan dalam produksi anda. Misalnya naskah film dengan cerita adegan aksi kejar-kejaran, kecelakaan mobil, kebakaran dan lain-lain. Banyak penulis tampaknya tidak menyadari betapa lamanya waktu dan banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam produksi adegan-adegan seperti diatas. Contoh terbaik yang dapat kita saksikan sebagai referensi adalah short movie Asia ‘Just A Love Story’. Sebuah film dimana hampir seluruh adegannya berlangsung di dalam lift. Maka tulislah cerita dengan lokasi yang semenarik mungkin namun praktis. Pikirkanlah akses dan kontrol terhadap lokasi, serta semua elemen dalam film Anda. Misalnya: jumlah pemain jangan sampai lebih dari 5 orang, lokasi syuting jangan lebih dari 3 tempat, gunakan lokasi syuting yang gratis seperti taman kota atau gedung terlantar atau rumah sendiri, dsb.
3. Buatlah se-visual mungkin.
"Film adalah media visual disertai audio”, walaupun dulu sempat ada film bisu. Sebuah Film itu menceritakan kisah-kisah dalam gambar. Buatlah gaya artistik visual untuk karakter di film pendek anda. Ini berfungsi untuk meng-eksternalisasi atau penekanan visual pada temperamen karakter, profesinya, statusnya dan lain-lain. Sebagian juri lebih suka pada film-film pendek yang memvisualkan tema melalui perbuatan/akting tokoh-tokohnya dan simbol-simbol, daripada menghantarkan tema melalui dialog-dialog panjang.
Contohnya dalam film pendek ‘Lunch Date’, ada wanita bergaya mewah yang memoles garpu makannya sebelum ia gunakan untuk makan siang. Apa persepsi anda tentang wanita ini ?
Kenapa ? Sebab penulis skenario film pendek dalam prosesnya, membutuhkan keterampilan yang sama persis seperti penulis naskah film layar lebar, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Dengan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini, film pendek kini mulai banyak diminati masyarakat, hingga mereka ramai-ramai memposting karyanya di internet.
Sebelum membuat skenario, tentukan dulu satu ide, lalu kemudian tuangkan kedalam script atau naskah. Barulah kemudian ke tahap proses produksi. Namun, tetap masih ada juga tahapan lain yang mesti diperhatikan.
Menurut seorang penulis bernama Joalland Stephanie dan dimuat oleh raindance.org, ada 7 aturan dalam penulisan naskah film.
1.Semakin pendek semakin baik
Biasanya film pendek itu berdurasi antara 5 detik sampai 30 menit. Buatlah film pendek sependek mungkin. Dengan demikian biaya produksi nantinya bisa ditekan. Buat agar ongkos produksi bisa semurah mungkin, namun harus diingat agar jangan sampai film terlihat murahan. Gunakan teknologi digital dan software-software gratis yang bisa anda temukan di internet, hal-hal tersebut dapat menunjang kualitas film pendek anda dengan biaya yang lebih terjangkau.
Ada alasan lain kenapa film pendek harus sependek mungkin, yaitu syarat untuk bisa diikutkan dalam Festival Film Pendek Internasional. Kalau mau ikutan festival, pastikan film pendek Anda jangan sampai berdurasi lebih dari 10 menit! Alasannya, sebab panitia dan juri festival lebih suka melirik film pendek yang sependek mungkin namun berkualitas. Jika film pendek kurang dari 10 menit, biasanya skenario filmnya ditulis maksimum 7-8 halaman.
2. Tulislah cerita yang mudah/sederhana
Hal yang hebat tentang film pendek adalah ceritanya itu bisa tentang apa saja. Namun, jangan membuang daya praktis atau kemudahan dalam produksi anda. Misalnya naskah film dengan cerita adegan aksi kejar-kejaran, kecelakaan mobil, kebakaran dan lain-lain. Banyak penulis tampaknya tidak menyadari betapa lamanya waktu dan banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam produksi adegan-adegan seperti diatas. Contoh terbaik yang dapat kita saksikan sebagai referensi adalah short movie Asia ‘Just A Love Story’. Sebuah film dimana hampir seluruh adegannya berlangsung di dalam lift. Maka tulislah cerita dengan lokasi yang semenarik mungkin namun praktis. Pikirkanlah akses dan kontrol terhadap lokasi, serta semua elemen dalam film Anda. Misalnya: jumlah pemain jangan sampai lebih dari 5 orang, lokasi syuting jangan lebih dari 3 tempat, gunakan lokasi syuting yang gratis seperti taman kota atau gedung terlantar atau rumah sendiri, dsb.
3. Buatlah se-visual mungkin.
"Film adalah media visual disertai audio”, walaupun dulu sempat ada film bisu. Sebuah Film itu menceritakan kisah-kisah dalam gambar. Buatlah gaya artistik visual untuk karakter di film pendek anda. Ini berfungsi untuk meng-eksternalisasi atau penekanan visual pada temperamen karakter, profesinya, statusnya dan lain-lain. Sebagian juri lebih suka pada film-film pendek yang memvisualkan tema melalui perbuatan/akting tokoh-tokohnya dan simbol-simbol, daripada menghantarkan tema melalui dialog-dialog panjang.
Contohnya dalam film pendek ‘Lunch Date’, ada wanita bergaya mewah yang memoles garpu makannya sebelum ia gunakan untuk makan siang. Apa persepsi anda tentang wanita ini ?
4. Carilah momen tunggal untuk film anda
Film-film pendek terbaik sering menampilkan momen tunggal. Bagaimana maksudnya ? Maksudnya adalah adanya konflik yang harus diselesaikan, di mana ada dilema yang dipertaruhkan dan pilihan yang harus dipilih si protagonis. Upayakan untuk menambah batas waktunya, atau detakan jam. Sebenarnya ini tidak terlalu dibutuhkan tetapi bisa menambahkan ketegangan di skenario film anda. Film pendek 'On Time' adalah contoh yang baik dari kondisi ini. Bercerita tentang seorang pemuda patah hati yang bisa mengintip ke masa depan dan dia harus melakukan sesuatu karena hal itu.
Jadi, tidak usah menampilkan jalinan cerita yang kompleks atau multiplot.
5. Ceritakan kisah yang menarik
Cobalah selalu untuk menceritakan kisah-kisah menarik. Film pendek itu merupakan suatu kesempatan besar dalam mendorong batas-batas cerita yang bisa menarik bagi penonton. Contohnya adalah 'Sarah Jane'. Film ini menunjukkan sekelompok remaja di kota hantu zombie, namun pada intinya itu adalah kisah cinta tentang seorang anak muda yang tidak bisa mendekati wanita yang dicintainya.
6. Libatkanlah pembaca (penonton)
Jika anda menulis, dan membuat kesan tertentu dalam satu halaman dirasa penting, sepertinya yang lebih penting adalah menghubungkan pembaca dalam 10 halaman pertama dalam naskah film pendek. Namun, ending juga penting, karena mampu memberi makna dan rasa puas di akhir.
7. Waspadalah terhadap klise
Ada banyak klise dalam film pendek. Mengapa banyak orang menulis tentang pembunuh bayaran yang disewa, perampokan, orang melihat dirinya meninggal dan lain-lain. Hindarilah hal-hal stereotipe seperti itu. Itulah yang dilakukan 'Descendent'. Dalam film pendek ini beberapa pria sebenarnya bingung karena harus membunuh seorang anak kecil yang lucu dan salah satu dari mereka mendapati kaki anak itu dingin sekali. Sampai ia sadar bahwa anak itu adalah makhluk gaib.
Jadi, tulislah apa yang sudah akrab dengan anda, daripada menulis sesuatu dari film-film lain. Jangan menghindari cerita-cerita kecil. Film pendek adalah karya yang sempurna untuk mereka yang mau menceritakan kisah-kisah kecil sebagai penulis profesional.
Terakhir, tontonlah short movie/film pendek sebanyak mungkin, pelajari sebagai audience untuk membantu menulis, dan pikirkanlah feeling-nya.
Membuat Film Pendek Dengan Kamera Hp
Bagi Anda yang ingin menambah wawasan seputar cara membuat film pendek dengan kamera Hp, silahkan kunjungi artikel-artikel lain dalam blog ini, diantaranya Cara Membuat Film Pendek Yang Bagus.
Berikut saya kutipkan wawasan lain dari Kathryn Burnett, seorang penulis penerima beberapa kali penghargaan.
Kathryn berpendapat bahwa sebuah film pendek bukanlah sebuah film panjang yang dipadatkan, dan penulis (dan sutradara) yang enggan untuk menerima ini selalu gagal.
Kunci untuk menulis sebuah film pendek adalah untuk tetap sederhana.
Sangat sulit untuk memadatkan ide film panjang atau ide yang sangat kompleks ke format pendek dan memvisualkannya. Itu sedikit seperti mencoba untuk memeras sebuah novel menjadi cerita pendek-mereka adalah ‘binatang’ yang berbeda.
Berikut ini cara membuat cerita film pendek menurut penulis dari Selandia Baru ini:
Fokus pada satu ide pokok
Ada banyak film-film pendek sukses yang muncul dengan tema eksperimental atau metafora atau anti-struktur.
Film ini tidak mengikuti narasi konvensional atau struktur. Dan itu benar-benar keren. Tapi apakah Anda menjelajahi konsep yang diluar pakem umum atau menceritakan sebuah kisah yang konvensional-skenario Anda perlu terdiri dari satu ide inti saja dan segalanya perlu melayani ide tersebut -setiap tindakan, Gambar, dan dialog. Tak ada waktu untuk mengembangkan plot rumit atau perkenalan karakter yang panjang.
Film ini tidak mengikuti narasi konvensional atau struktur. Dan itu benar-benar keren. Tapi apakah Anda menjelajahi konsep yang diluar pakem umum atau menceritakan sebuah kisah yang konvensional-skenario Anda perlu terdiri dari satu ide inti saja dan segalanya perlu melayani ide tersebut -setiap tindakan, Gambar, dan dialog. Tak ada waktu untuk mengembangkan plot rumit atau perkenalan karakter yang panjang.
Cerita yang berlapis-lapis tidak akan berfungsi dengan baik dalam format pendek. Anda hanya tidak akan memiliki waktu untuk menjelajahi cerita. Hindari subplots, banyak karakter, set yang mahal, multi protagonis, dan cerita dalam kurun waktu berbeda.
Batasi lingkup cerita Anda
Setelah Anda memiliki ide cerita dasar, ada beberapa pertanyaan untuk ditanyakan dan sejumlah keputusan yang harus dibuat:
Apa ide inti cerita Anda? Tentang apa? (Premis)
Tentang siapa? (Protagonis)
Apa genre dan gaya naskahnya?
Siapa atau apakah yang memberikan kesedihan kepada protagonis? (Antagonis)
Apa pertanyaan dari cerita Anda?
POV siapa yang menceritakan kisah Anda?
Apa yang terjadi dalam cerita saya? (Plot)
Bagaimana itu bisa terjadi? (Struktur)
Skenario Anda tentang apa secara tematis?
Bagaimana Anda dapat menyampaikan plot, tindakan dan tema dalam gambar?
Tips praktis cara membuat cerita film pendek:
Cobalah untuk menuliskan ide cerita Anda kedalam satu kalimat:
“cerita ini adalah tentang seorang/suatu … yang … dan … tapi kemudian … ”
Kenali protagonis Anda
Tanya diri Anda sendiri-cerita ini terjadi pada siapa?, yaitu si tokoh protagonis. Protagonis dalam cerita apa pun adalah karakter utama, karakter dimana naskah bercerita tentangnya dan yang hidupnya yang dibuat sulit atau yang hanya menginginkan sesuatu perubahan. Mereka mungkin bahkan tidak harus menjadi manusia, tetapi mereka haruslah karakter yang padanya penonton akan mengikuti.
Kenali antagonis Anda
Setelah Anda tahu protagonis Anda dan memiliki gagasan tentang genre film Anda –Tanyakan pada diri Anda apa yang protagonis inginkan; dan siapa atau apa yang menghentikan dia?
Atau lebih sederhana – siapa atau apakah tokoh antagonis saya?
Antagonis dapat mengambil banyak bentuk, berupa karakter lain atau raksasa atau kekuatan alam, dsb. Atau mereka adalah apa pun yang membuat kehidupan protagonis menjadi sulit.
Definisikan Genre Film Anda
Tanyakan pada diri Anda-film jenis apa yang hendak Anda buat? Dan apa yang akan diharapkan para penonton film dalam genre ini? Hal ini bukan tentang menghancurkan eksperimen atau kreativitas tetapi lebih sebagai pengingat untuk diri sendiri ketika Anda membuat film, bahwa tujuan asli Anda adalah untuk menulis skenario singkat yang menakuti / menggelikan / mengejutkan penonton. Ketika Anda mengalami kebuntuan ide misalnya, Anda dapat kembali ke niat ini untuk mengingatkan diri Anda dari tujuan asli Anda.
Menentukan tone dan gaya
Anda mungkin juga ingin mengklarifikasi sendiri apa warna dan gaya film yang Anda miliki dalam pikiran, karena ini akan mempengaruhi cara Anda menulis tindakan dan dialog dari tokoh Anda. Pada akhirnya semuanya akan ditentukan oleh sutradara dan karakter akting yang ia munculkan dari para aktor, tapi skenario masih menetapkan fondasi tone akhir film. Yaitu oleh pilihan yang dibuat oleh penulis dalam menentukan karakter, plot, arah simbolisme dan dialog.
Memutuskan Sudut Pandang (POV – Point of View)
Melalui sudut pandang siapa kita melihat cerita ini? Apakah melalui kacamata si protagonis atau orang lain yang sedang bercerita? Ada banyak contoh dari jenis-jenis narasi-dua diantaranya adalah "Ray" (d. & w. Tony Mahony) dan "Zinky Boys Go Underground " (d.Paul Tickell, w.Adsid Tantimedh).
Fokus pada pertanyaan utama
Apakah pertanyaan yang mendorong perbuatan/tindakan (yang dilakukan para aktor) dari cerita Anda? Contoh sederhana dari pertanyaan-pertanyaan seperti apakah si anak laki-laki akan memenangkan gadis pujaan hatinya? atau akankah si anak laki-laki pernah bertemu pahlawan idolanya?
Pertanyaan ini harus terjawab dalam cara-cara tertentu, oleh kesimpulan (conclusion) dari film ini -bahkan jika jawabannya ambigu sekalipun.
Pertanyaan ini di dalam film pendek dapat berupa pertanyaan kecil saja dan sangat sederhana.
Untuk contoh yang bagus dari sebuah cerita yang sederhana, cerita universal dengan sebuah pertanyaan sederhana, silahkan tonton film yang dinominasikan Oscar, ‘Two Cars, One Night’ (Taika Waititi).
Rangkailah Plot (Alur Cerita)
Galilah ide kreatif untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi dalam cerita, tanpa membatasi diri sendiri. Tanyakan – apa bisa mungkin terjadi terhadap karakter saya mengingat / situasi yang sedang terjadi? Apa yang bisa ia mungkin lakukan? Dan kemudian-apa yang mungkin terjadi sebagai akibat dari tindakan mereka? Banyak elemen akan mempengaruhi apa yang terjadi dalam cerita Anda, termasuk genre, kecepatan jalannya cerita (pace) dan reaksi apa yang Anda harap untuk datang dari audiens Anda. Jika Anda sedang menulis sebuah komedi dan Anda ingin para penonton tertawa, maka beberapa hal lucu harus terjadi dalam plot cerita Anda.
Rekonstruksi Plot
Ketika Anda menyusun ulang plot cerita, Anda mungkin menyadari bahwa titik-titik plot atau tindakan tertentu tidak bekerja dalam genre yang Anda telah pilih, atau tidak menggambarkan tema dengan baik atau mengalihkan perhatian dari cerita yang Anda ingin sampaikan. Pada titik ini, Anda akan mengubah titik-titik plot untuk menemukan serangkaian peristiwa dan tindakan yang lebih memuaskan - dan mudah-mudahan cerita yang lebih memuaskan.
Mengidentifikasi Tema
Adalah cukup sederhana untuk menyatakan sebuah cerita itu tentang apa. Misalnya seorang laki-laki pergi jauh untuk menjaga anjing nya.
Makna yang mendasari cerita yang dikenal sebagai tema ini lebih sulit untuk diidentifikasi. Ini menjiwai karakter, inti emosional, dan plot. Tema bahkan dapat diungkapkan/ditampilkan dalam gambar, simbolisme dan setting.
Pada gagasan tentang laki-laki berusaha untuk menjaga anjingnya – tema cerita mungkin kesepian atau keinginan untuk dicintai.
Dan sekali Anda telah mengidentifikasi ‘cerita Anda itu tentang apa’ pada tingkat yang lebih dalam, itu dapat membantu Anda untuk memperbaiki cerita dan memberikannya kesatuan dengan bertanya – apakah semua gambar, simbol, musik, motif, skenario dan lokasi mencerminkan tema cerita saya?
MENULIS ULANG FILM PENDEK
Menemukan cara yang lebih efisien untuk menyampaikan informasi.
Disebabkan Anda sedang kekurangan waktu, film pendek tidak perlu apapun yang tidak mendorong cerita maju atau tidak diperlukan cerita harus dihindari. Misalnya, orang mengemudi atau berjalan dari satu tempat ke yang lain-jika penonton tidak perlu melihatnya, hentikan itu. Penulis terus-menerus ditantang untuk menemukan cara membuat cerita film pendek yang lebih cepat atau lebih pendek untuk menyampaikan informasi.
Pertimbangkan teknik sinematik berikut:
Pertimbangkan teknik sinematik berikut:
- Gambar/simbolisme
- Suara/musik
- Montase
- Motif berulang
- Lokasi pilihan
- Karakterisasi efektif / Visual
Membuat setiap kata dari dialog berarti
Tanyakan kepada diri sendiri-bagaimana dapat menyampaikan sebuah maksud yang sama dengan kata-kata yang lebih sedikit?
Ketika Anda mengedit dialog pertimbangkan hal berikut:
Apakah hal yang sama yang dikatakan dua kali?
Dapatkah perkataan digantikan dengan tindakan yang menyampaikan arti yang sama?
Apakah dialog memberitahu kita sesuatu yang kita dapat melihat?
Apakah konflik verbal membawa cerita bergerak maju atau mengungkapkan informasi tentang karakter? Jika tidak - mengapa adu mulut itu ada di dalam cerita?
Adalah dialog sudah sesuai dengan jenis karakter yang mengucapkannya?
Jika dialog karakter Anda tidak mendorong cerita maju, mengungkapkan informasi tentang mereka atau orang lain maka mungkin dialog itu perlu diedit atau ditulis ulang.
Istirahat sejenak – kemudian evaluasi kembali Draft pertama Anda
Sebuah draft pertama yang over itu sangat umum dan penulis selalu mempertahankannya dari editan karena mereka memiliki hubungan emosional terhadap pekerjaannya. Jadi bagaimana Anda mengatasi masalah ini?
Pertama, melangkahlah mundur dari naskah Anda (sering mengambil istirahat itu adalah ide yang baik) dan setiap sebelum Anda memulai menulis ulang, sempatkan selama satu jam untuk bertanya pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut (dan tuliskan jawabannya):
Apa itu adalah ide inti dari script ini?
Apa genre yang sedang saya tulis?
Emosi apa yang saya ingin timbulkan dari penonton?
Memeriksa karakter utama, plot poin-Apakah mereka berkontribusi terhadap ide inti dari skrip? Ada terlalu banyak cerita? Semua hal menarik yang terjadi di masa lalu? Jika demikian, pikirkan ulang cerita inti. Apakah cerita atau elemen cerita yang menggairahkan Anda?
Memeriksa setiap adegan
Tanyakan pada diri sendiri:
Apakah tujuan dari adegan ini? *
Apakah adegan ini berkontribusi ide inti?
Adegan ini berakhir pada pertanyaan yang akan membawa pembaca/pemirsa ke dalam sisa cerita?
Jika adegan tidak bekerja - dapatkah saya memikirkan ide lain untuk adegan ini?
Apakah saya telah memberikan terlalu banyak waktu tampil bagi karakter yang tidak penting atau kecil?
Apakah pertanyaan yang diajukan di awal cerita Anda? Apakah script saya menjawab itu? (Jika skrip berkisar perampokan, klimaks Anda tidak dapat tentang hancurnya perkawinan si perampok).
Jika Anda tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, maka itu adalah indikator yang baik bahwa adegan tersebut mungkin berlebihan.
Software Untuk Membuat Film
Menulis naskah film bisa menggunakan media pengolah kata apapun. MS Word, Notepad, Textedit, dsb. Bahkan bila tak memiliki komputer sekalipun, Anda masih bisa menggunakan hanya kertas dan pulpen.
Namun bagi Anda yang berminat menggunakan software profesional yang banyak digunakan penulis-penulis skenario profesional, Celtx dan Finaldraft layak untuk dicoba.
Cara Membuat Film Pendek Di Android
Sebelum penulis menutup artikel ini, bagi Anda yang ingin menambah wawasan seputar cara membuat film pendek di Android, silahkan kunjungi artikel-artikel lain dalam blog ini, diantaranya Cara Membuat Film Pendek Yang Bagus.
Sobat filmholic, demikian sedikit artikel mengenai cara membuat cerita film pendek yang baik. Bila Anda sudah menguasai cara menulis cerita film pendek yang efektif, hal tersebut merupakan satu aspek berharga dalam pembuatan film, menuju tercapainya film yang berkualitas. Semoga bermanfaat..
Terima kasih untuk sumber-sumber artikel ini:
- Joalland,Stéphanie.2013.7 rules for writing short films.Raindance Toronto,Canada Via: raindance.org
- Burnett, Kathryn, 2015, via filmsourcing.com
- naufalfauzy.blogspot.co.id
- filmsourcing.com
- kreatifproduction.com
- Joalland,Stéphanie.2013.7 rules for writing short films.Raindance Toronto,Canada Via: raindance.org
- Burnett, Kathryn, 2015, via filmsourcing.com
- naufalfauzy.blogspot.co.id
- filmsourcing.com
- kreatifproduction.com